"A"

PELANGI DELAPAN PUISI PERBAIKAN


NUR AZISAH

Pare-pare, 17 Juni 1992




Kisah seorang awam
Oleh: Nur Azisah
Ketukan detik dari sang waktu
Tik, tok, tik, tok
Menafsirkan gumam sebuah musik gelap
Nafas terabai menghilang bersama malam

Merintih seorang awam
Merintih berangankan sebuah kasih
Kembali dengan hanya mendapat diam
Merintih kejang seperti hewan

Tertinggal serpihan kekejaman cinta
Puing-puing beliung malang
Menangis di keramaian
Yang tertinggal bersama duka

Mata berair
Berlinang air mata bunda
Menetes tept dipipi adik awam
Membawa berita luka yang begitu gundah

Tertunduk seorang kasih
Oleh: Nur Azisah
Lampiran kasih kusuguhi kepada pujangga
Petik mesin tik bernyanyi
Melengser gelisah yang bergemuruh
Melengser gelisah yang bergemuruh
Kupetik cintamu dengan suci

Tertunduk seorang kasih dalam sebuah kurung
Mengibas serpihan debu kaca
Berdarah badan dilumuri beling
Duduk kasih menangis memohon cintaa

Terhempas dari dunia
Seorang cinta mengulur tangannya
Lalu berkata…
Kau diciptakan untuk menemaniku!


Patriot sang bocah
Oleh: Nur Azisah
Kututup mata lalu dapat kulihat potret wajahmu
Tergambar begitu sempurna
Dengan cinta yang suci dihidupnya
Potret seorang pahlawan dihidup seorang bocah

Waktu tak dapat mengalahkannya
Puji-pujian kepada sang Esa terlantun dibibirnya
Tarian penghapus pedih dia lakukan
Penuh cinta dalam hidup itulah atta

Memuji tak terbayar
Oleh lelahnya tubuhmu
Kerut-kerutan yang bertambah karena bocahmu
Air mata sedih ketika melihat bocahmu sakit
Kaulah attaku yang kukasih


Samudra Jiwa
Oleh: Nur Azisah
Melengser kesenjangan kisah
Kau buktikan dengan lisan
Peradaban yang mengubah caranya
Tak mengubah jiwa geganamu yang kokoh

Petikan kisah cinta
Kau, aku dan ayah
Memberikan gemilang ke dunia jiwa
Dengan pelukan erang sang pemilik jiwa

Mengisahkan pemberian kasih sebenarnya
Memutukan suapan cinta ke manusia-manusiamu
Menunjukkan jalan menuju samudra
Ia benar itu memang jalan..
Jalan menuju samudra jiwamu


ESA
Oleh: Nur Azisah
Menjejaki Dunia yang kau cipta
Besar, indah namun mematikan
Berjalan di jalan setapak yang teramat luas
Bersama dengan ketakutan akan jatuh ke jurang neraka
Wahai engkau yang Maha-Esa

Tapak-tapak lelah
Menderek berjuta pasir dijalan raya
Jalan menuju surga yang teramat emas
Tanpamu apalah jadiku
Aku menetes bersama lautan menuju pembalasanmu

Warna? Jiwa? Materi? Kawan? Mati?
Tak berarti tanpa kasihmu
Wahai sang pengasih
Dari atas Arasy-Mu kau tersenyum manis
Melihat kami mengangkat kedua tangan dan menangis sembari berdoa memohon ampunan-Mu
Engkaulah Allah sang Maha-Esa


Jika hanya dengan melihatmu
Oleh : Nur Azisah
Jika dengan melihatmu aku sebahagia ini
Akan aku tutup semua jendela rumahku
Lalu kutatap kau dari balik jendelaku tanpa terganggu
Oleh bunyi kikuk merpati

Jika dengan memandangmu
Menjadikan aku sebahagia ini
Maka aku tidak ingin tertidur lagi
Agar tidak terlewatkan oleh ekspresi bunyi ketukan cintamu

Jika hanya dengan melihatmu hatiku ingin meledak
Karena bahagia
Maka akan kututup mataku
Lalu bersiap untuk mendengar suaramu
Agar aku dapat mati dengan bahagia.


Nikmat senja dikala pagi
Oleh: Nur Azisah

Menikmati nikmat tuhan
Dikala orang-orang masih sibuk bercengkrama bersama tidur mereka
Keindahan yang hanya tampak ketika matahari masih setengah
Mempesona membuat mulut menganga

Andaikan aku diberi waktu yang banyak menikmatinya
Nikmat tuhan yang begitu indah
Andaikan aku dapat meminta
Aku tidak ingin menari bersama orang-orang lagi
Menarikan tarian penyambutan setan

Celetukan dari panasnya api neraka
Terpatri jelas di dunia nyata
Andai kau dapat melihatnya
Pasti kau akan memilih untuk diam, dan
Menikmati senja dikala pagi tiba

Tirai pelangi cintaku
Oleh: Nur Azisah

Seputih air susu dipagi hari
Sebiru langit diwaktu siang
Semerah bunga mawar yang baru mekar dipot bunga kamarku
Seindah itulah cintaku padamu

Hai kau pujangga hatiku
Pangeran didalam mimpiku
Berjuta kali kuucapkan
Aku mencintaimu

Senyummu membawa angin-angin cinta didalam sukmaku
Suaramu yang membuatku terbawa dalam imajinasi terindah didalam hidupku
Tatapanmu yang begitu teduh dan lembut
Meyakinkanku bahwa engkaulah tirai pelangi cintaku
 ---------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Pengkajian Puisi " Tertunduk Seorang Kasih "


Tertunduk Seorang Kasih
Oleh: Nur Azisah

Lampiran kasih kusuguhi kepada pujangga
Petik mesin tik bernyanyi
Melengser gelisah yang bergemuruh
Kupetik cintamu dengan suci

Tertunduk seorang kasih dalam sebuah kurung
Ini cinta bukan pinta
Ia mengibas setiap serpihan debu kaca
Walau berdarah badan dilumuri beling
Duduk kasih menangis memohon cinta

Terhempas dari dunia
Seorang cinta mengulur tangannya
Lalu berkata…
Aku yakin
Aku diciptakan untuk mendampingimu!
Karena sang waktu telah lama menunggu



Apresiasi Puisi
Menganalisis struktur fisik, struktur batin dan struktur global puisi “Tertunduk Seorang Kasih”.
Struktur fisik dari puisi tertunduk seorang kasih yakni pemilihan kata dengan bahasa kiasnya seperti pujangga, melengser, bergemuruh, kurung, menibas, berdarah badan, dan terhempas. Penyair memilih kata-kata yang tidak terlalu sulit dimengerti dan tidak pula mudah untuk dikaji. Keindahan pemilihan kata untuk menghasilkan bunyi rima memiliki pola abab, abbab, aaacbb. Bunyi rima yang awalnya baik lalu semakin lama bait selanjutnya menjadi semankin tidak beraturan dan semakin banyak pula baris puisinya tetapi tetap indah jika dibaca. Penggambaran tokoh yang dilukiskan oleh penyair jelas yakni begitu mengharapkan cinta di dalam hidupnya. Pemilihan bahasa figurative cukup banyak pada puisi ini seperti “ petik mesin tik bernyanyi, dan gelisah bergemuruh, mengibas setiap serpihan debu kaca, berdarah badan dilumuri beling, dst ”. Lalu bagaimana pula penyair menyusun tata wajah atau tipografi puisinya menjadi indah yakni terletak pada banyaknya masing-masing baris pada setiap baris. Bait pertama memiliki empat baris, bait kedua memiliki lima baris dan yang terakhir bait ketiga memiliki enam baris. Dan yang terakhir yakni sarana retorika yang membuat pembacanya menjadi terhanyut dalam kata-kata kongkret penyair yang mengajak pembaca hanyut dalam tangisan penantian cinta sang tokoh utama puisi “ tertunduk seorang kasih ”.
Struktur batin dalam puisi ini yakni pemikiran-pemikiran akan cinta si penyair serta luapan perasaan mengenai pengharapan cinta yang begitu dalam sehingga penyair banyak mengulang kata “cinta dan kasih” itu dan memberinya kata dampingan agar struktur fisik dan batinnya terharmonisasi dengan baik. Seperti pada kalimat “ tertunduk seorang kasih”, “ kupetik cintamu dengan suci”, “ini cinta bukan pinta”, dan “ tertunduk seorang kasih dalm sebuah kurung”. Jadi menurut saya keharmonisan antara struktur fisik dan struktur batin pada puisi “tertunduk seorang kasih” sudah baik. Amanat yang ingin disampaikan oleh penyair menurut saya dapat tersaampaikan dengan baik kepada pembaca karena pemilihan katanya yang tidak begitu rumit dan sulit untuk dimengerti. Temanya yakni pengharapan seseorang kepada kasih yang selama ini ia nantikan. Perasaan penyair mengekspresikan tokoh di dalam puisinya begitu hampa tanpa kasih didalam hidupnya seakan dapat mati tandap cinta yang ia nantikan dari dulu. Dan amanat yang ada dalam puisi “ Tertunduk Seorang Kasih” yakni manusia diciptakan berpasang-pasangan dan tunggulah kasihmu karena di dunia ini ada yang menunggumu dan ia adalah orang yang tercipta untuk mendampingimu.
Struktur global pada puisi “tertunduk seorang kasih” yakni;
·         Pada bait pertama menceritakan bahwa ada seorang tokoh yang menulis sebuah surat untuk seseorang yang ia cintai dengan keinginan yang suci dan tulus walau dalam keheningannya itu ia sangat ragu karena yang ingin dia beri adalah orang yang teramat ia kasihi karena penggunaan kata “pujangga” member kesan yang sangat istimewa.
·         Pada bait kedua menggambarkan bahwa ada seseorang disini yang menantikan cinta dengan memohonnya dengan sangat dan tidak peduli dengan segala rintangan yang ia lewati, hal itu terdapat pada kalimat “ia mengibas setiap debu kaca”, dan “ walau berdarah badan dilumuri beling ”.
·         Arti dari bait ketiga adalah ketika ia tertidur pulas (tokoh utama dari puisi ) dalam mimpinya ia bertemu dengan seorang cinta sejatinya yang pada saat itu tokoh utama dalam puisi ini telah begitu sedih dengan kisah cintanya yang begitu pahit. Lalu kasih dari tokoh ini mengulurkan tangannya kepada sang tokoh utama lalu berkata “ aku diciptakan untuk menemanimu! ”. maka dari itu berhentilah bersedih dan janganlah lelah menungguku karena aku pasti akan datang mencarimu karena kau adalah cinta sejatiku.
Jadi kesimpulan dari ketiga bait dari puisi “ Tertunduk Seorang Kasih ” adalah sang penyair menceritakan bahwa ada seorang tokoh yang begitu lama menunggu cinta sejatinya yang tak kunjung hadir dalam hidupnya. Tokoh dalam puisi ini terus mencari dan selalu mencari hingga ia lelah dan ketika tokoh ini mulai bersedih dengan keadaan cintanya yang begitu dramatis ia pun bermimpi di datangi oleh seorang yang mengatakan bahwa ia adalah cinta sejati sang tokoh lalu sang kasih dari tokoh itu berkata bahwa jangan lelah menungguku karena aku tercipta untukmu dan engkau tercipta untuk menemaniku. Tunggulah aku maka aku akan mencarimu dan datang kepadamu.

-KETIKA KAU PERCAYA AKAN CINTA MAKA CINTA SENDIRI YANG AKAN DATANG KEPADAMU-
Ttd penulis;


 

pelangi delapan puisi


Kisah seorang awam
Oleh: Nur Azisah
Ketukan detik dari sang waktu
Tik, tok, tik, tok
Menafsirkan gumam sebuah musik gelap
Nafas terabai menghilang bersama malam

Merintih seorang awam
Merintih berangankan sebuah kasih
Kembali dengan hanya mendapat diam
Merintih kejang seperti hewan

Tertinggal serpihan kekejaman cinta
Puing-puing beliung malang
Menangis di keramaian
Yang tertinggal bersama duka

Mata berair
Berlinang air mata bunda
Menetes tept dipipi adik awam
Membawa berita luka yang begitu gundah

Tertunduk seorang kasih
Oleh: Nur Azisah
Lampiran kasih kusuguhi kepada pujangga
Petik mesin tik bernyanyi
Melengser gelisah yang bergemuruh
Melengser gelisah yang bergemuruh
Kupetik cintamu dengan suci

Tertunduk seorang kasih dalam sebuah kurung
Mengibas serpihan debu kaca
Berdarah badan dilumuri beling
Duduk kasih menangis memohon cintaa

Terhempas dari dunia
Seorang cinta mengulur tangannya
Lalu berkata…
Kau diciptakan untuk menemaniku!

Patriot sang bocah
Oleh: Nur Azisah
Kututup mata lalu dapat kulihat potret wajahmu
Tergambar begitu sempurna
Dengan cinta yang suci dihidupnya
Potret seorang pahlawan dihidup seorang bocah

Waktu tak dapat mengalahkannya
Puji-pujian kepada sang Esa terlantun dibibirnya
Tarian penghapus pedih dia lakukan
Penuh cinta dalam hidup itulah atta

Memuji tak terbayar
Oelh lelahnya tubuhmu
Kerut-kerutan yang bertambah karena bocahmu
Air mata sedih ketika melihat bocahmu sakit
Kaulah attaku yang kukasih

Mama…
Aku kini telah dewasa
Aku hanya sebentar meninggalkanmu
Janganlah menangis
Aku akan kembali dengan membawa toga yang kau dambakan
Ma.. aku mohon berhentilah menangis

MAMA
Oleh : Nur Azisah
Mama..
Kau itu sebenarnya apa?
Apakah bidadari yang dikirimkan Allah kepadaku?
Ataukah sesosok kartini kedua dihidupku?

Mama..
Kau itu seperti apa?
Aku merasa kau bagaikan buku pedoman yang selalu menemaniku
Yang mengingatkan hatiku untuk menjaga diri disini..

Mama..
Kau ini untuk siapa?
Aku pikir kau mendedikasikan jiwamu untuk Allah
Dan menjual dirimu kepada keluarga yang engkau cintai

Mama..
Kau ini apa?
Kau begitu kuat,
Jauh lebih kuat dari Ayah..
Hati dan jiwamu bagai sebuah gembok yang begitu kokoh
Yang aku harap tak akan goyah


Cinta katanya indah
Oleh : Nur Azisah
Mengapa aku?
Mengapa kamu?
Mengapa harus engkau yang kucinta
Cinta ini benar sakitnya

Cinta katanya indah
Tapi.. akhirnya begitu pedih
Seakan merobek jantung ini
Seakan siap menarik nyawa meninggalkan raga

Iya..
Cinta memang indah
Tapi hanya pada awalnya
Tetapi ketika kau tau bahwa anganmu tak akan terjadi
Kau akan terjatuh lalu mati

Dan..
Orang-orangpun menertawaimu
Sembari mengejekmu karena bodoh jatuh cinta pada kaktus itu.

Jika hanya dengan melihatmu
Oleh : Nur Azisah
Jika dengan melihatmu aku sebahagia ini
Akan aku tutup semua jendela rumahku
Lalu kutatap kau dari balik jendelaku tanpa terganggu
Oleh bunyi kikuk merpati

Jika dengan memandangmu
Menjadikan aku sebahagia ini
Maka aku tidak ingin tertidur lagi
Agar tidak terlewatkan oleh ekspresi bunyi ketukan cintamu

Jika hanya dengan melihatmu hatiku ingin meledak
Karena bahagia
Maka akan kututup mataku
Lalu bersiap untuk mendengar suaramu
Agar aku dapat mati dengan bahagia.

Nikmat senja dikala pagi
Oleh: Nur Azisah

Menikmati nikmat tuhan
Dikala orang-orang masih sibuk bercengkrama bersama tidur mereka
Keindahan yang hanya tampak ketika matahari masih setengah
Mempesona membuat mulut menganga

Andaikan aku diberi waktu yang banyak menikmatinya
Nikmat tuhan yang begitu indah
 Andaikan aku dapat meminta
Aku tidak ingin menari bersama orang-orang lagi
Menarikan tarian penyambutan setan

Celetukan dari panasnya api neraka
Terpatri jelas di dunia nyata
Andai kau dapat melihatnya
Pasti kau akan memilih untuk diam, dan
Menikmati senja dikala pagi tiba

Tirai pelangi cintaku
Oleh: Nur Azisah

Seputih air susu dipagi hari
Sebiru langit diwaktu siang
Semerah bunga mawar yang baru mekar dipot bunga kamarku
Seindah itulah cintaku padamu

Hai kau pujangga hatiku
Pangeran didalam mimpiku
Berjuta kali kuucapkan
Aku mencintaimu

Senyummu membawa angin-angin cinta didalam sukmaku
Suaramu yang membuatku terbawa dalam imajinasi terindah didalam hidupku
Tatapanmu yang begitu teduh dan lembut
Meyakinkanku bahwa engkaulah tirai pelangi cintaku