"A"

Pengkajian Puisi " Tertunduk Seorang Kasih "


Tertunduk Seorang Kasih
Oleh: Nur Azisah

Lampiran kasih kusuguhi kepada pujangga
Petik mesin tik bernyanyi
Melengser gelisah yang bergemuruh
Kupetik cintamu dengan suci

Tertunduk seorang kasih dalam sebuah kurung
Ini cinta bukan pinta
Ia mengibas setiap serpihan debu kaca
Walau berdarah badan dilumuri beling
Duduk kasih menangis memohon cinta

Terhempas dari dunia
Seorang cinta mengulur tangannya
Lalu berkata…
Aku yakin
Aku diciptakan untuk mendampingimu!
Karena sang waktu telah lama menunggu



Apresiasi Puisi
Menganalisis struktur fisik, struktur batin dan struktur global puisi “Tertunduk Seorang Kasih”.
Struktur fisik dari puisi tertunduk seorang kasih yakni pemilihan kata dengan bahasa kiasnya seperti pujangga, melengser, bergemuruh, kurung, menibas, berdarah badan, dan terhempas. Penyair memilih kata-kata yang tidak terlalu sulit dimengerti dan tidak pula mudah untuk dikaji. Keindahan pemilihan kata untuk menghasilkan bunyi rima memiliki pola abab, abbab, aaacbb. Bunyi rima yang awalnya baik lalu semakin lama bait selanjutnya menjadi semankin tidak beraturan dan semakin banyak pula baris puisinya tetapi tetap indah jika dibaca. Penggambaran tokoh yang dilukiskan oleh penyair jelas yakni begitu mengharapkan cinta di dalam hidupnya. Pemilihan bahasa figurative cukup banyak pada puisi ini seperti “ petik mesin tik bernyanyi, dan gelisah bergemuruh, mengibas setiap serpihan debu kaca, berdarah badan dilumuri beling, dst ”. Lalu bagaimana pula penyair menyusun tata wajah atau tipografi puisinya menjadi indah yakni terletak pada banyaknya masing-masing baris pada setiap baris. Bait pertama memiliki empat baris, bait kedua memiliki lima baris dan yang terakhir bait ketiga memiliki enam baris. Dan yang terakhir yakni sarana retorika yang membuat pembacanya menjadi terhanyut dalam kata-kata kongkret penyair yang mengajak pembaca hanyut dalam tangisan penantian cinta sang tokoh utama puisi “ tertunduk seorang kasih ”.
Struktur batin dalam puisi ini yakni pemikiran-pemikiran akan cinta si penyair serta luapan perasaan mengenai pengharapan cinta yang begitu dalam sehingga penyair banyak mengulang kata “cinta dan kasih” itu dan memberinya kata dampingan agar struktur fisik dan batinnya terharmonisasi dengan baik. Seperti pada kalimat “ tertunduk seorang kasih”, “ kupetik cintamu dengan suci”, “ini cinta bukan pinta”, dan “ tertunduk seorang kasih dalm sebuah kurung”. Jadi menurut saya keharmonisan antara struktur fisik dan struktur batin pada puisi “tertunduk seorang kasih” sudah baik. Amanat yang ingin disampaikan oleh penyair menurut saya dapat tersaampaikan dengan baik kepada pembaca karena pemilihan katanya yang tidak begitu rumit dan sulit untuk dimengerti. Temanya yakni pengharapan seseorang kepada kasih yang selama ini ia nantikan. Perasaan penyair mengekspresikan tokoh di dalam puisinya begitu hampa tanpa kasih didalam hidupnya seakan dapat mati tandap cinta yang ia nantikan dari dulu. Dan amanat yang ada dalam puisi “ Tertunduk Seorang Kasih” yakni manusia diciptakan berpasang-pasangan dan tunggulah kasihmu karena di dunia ini ada yang menunggumu dan ia adalah orang yang tercipta untuk mendampingimu.
Struktur global pada puisi “tertunduk seorang kasih” yakni;
·         Pada bait pertama menceritakan bahwa ada seorang tokoh yang menulis sebuah surat untuk seseorang yang ia cintai dengan keinginan yang suci dan tulus walau dalam keheningannya itu ia sangat ragu karena yang ingin dia beri adalah orang yang teramat ia kasihi karena penggunaan kata “pujangga” member kesan yang sangat istimewa.
·         Pada bait kedua menggambarkan bahwa ada seseorang disini yang menantikan cinta dengan memohonnya dengan sangat dan tidak peduli dengan segala rintangan yang ia lewati, hal itu terdapat pada kalimat “ia mengibas setiap debu kaca”, dan “ walau berdarah badan dilumuri beling ”.
·         Arti dari bait ketiga adalah ketika ia tertidur pulas (tokoh utama dari puisi ) dalam mimpinya ia bertemu dengan seorang cinta sejatinya yang pada saat itu tokoh utama dalam puisi ini telah begitu sedih dengan kisah cintanya yang begitu pahit. Lalu kasih dari tokoh ini mengulurkan tangannya kepada sang tokoh utama lalu berkata “ aku diciptakan untuk menemanimu! ”. maka dari itu berhentilah bersedih dan janganlah lelah menungguku karena aku pasti akan datang mencarimu karena kau adalah cinta sejatiku.
Jadi kesimpulan dari ketiga bait dari puisi “ Tertunduk Seorang Kasih ” adalah sang penyair menceritakan bahwa ada seorang tokoh yang begitu lama menunggu cinta sejatinya yang tak kunjung hadir dalam hidupnya. Tokoh dalam puisi ini terus mencari dan selalu mencari hingga ia lelah dan ketika tokoh ini mulai bersedih dengan keadaan cintanya yang begitu dramatis ia pun bermimpi di datangi oleh seorang yang mengatakan bahwa ia adalah cinta sejati sang tokoh lalu sang kasih dari tokoh itu berkata bahwa jangan lelah menungguku karena aku tercipta untukmu dan engkau tercipta untuk menemaniku. Tunggulah aku maka aku akan mencarimu dan datang kepadamu.

-KETIKA KAU PERCAYA AKAN CINTA MAKA CINTA SENDIRI YANG AKAN DATANG KEPADAMU-
Ttd penulis;


Penulis : A-Z-I-S-A-H ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Pengkajian Puisi " Tertunduk Seorang Kasih " ini dipublish oleh A-Z-I-S-A-H pada hari Kamis, 20 Desember 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Pengkajian Puisi " Tertunduk Seorang Kasih "
 

0 komentar:

Posting Komentar