Kisah seorang awam
Oleh: Nur Azisah
Ketukan
detik dari sang waktu
Tik,
tok, tik, tok
Menafsirkan
gumam sebuah musik gelap
Nafas
terabai menghilang bersama malam
Merintih
seorang awam
Merintih
berangankan sebuah kasih
Kembali
dengan hanya mendapat diam
Merintih
kejang seperti hewan
Tertinggal
serpihan kekejaman cinta
Puing-puing
beliung malang
Menangis
di keramaian
Yang
tertinggal bersama duka
Mata
berair
Berlinang
air mata bunda
Menetes
tept dipipi adik awam
Membawa
berita luka yang begitu gundah
Tertunduk seorang kasih
Oleh: Nur Azisah
Lampiran
kasih kusuguhi kepada pujangga
Petik
mesin tik bernyanyi
Melengser
gelisah yang bergemuruh
Melengser
gelisah yang bergemuruh
Kupetik
cintamu dengan suci
Tertunduk
seorang kasih dalam sebuah kurung
Mengibas
serpihan debu kaca
Berdarah
badan dilumuri beling
Duduk
kasih menangis memohon cintaa
Terhempas
dari dunia
Seorang
cinta mengulur tangannya
Lalu
berkata…
Kau
diciptakan untuk menemaniku!
Patriot sang bocah
Oleh: Nur Azisah
Kututup
mata lalu dapat kulihat potret wajahmu
Tergambar
begitu sempurna
Dengan
cinta yang suci dihidupnya
Potret
seorang pahlawan dihidup seorang bocah
Waktu
tak dapat mengalahkannya
Puji-pujian
kepada sang Esa terlantun dibibirnya
Tarian
penghapus pedih dia lakukan
Penuh
cinta dalam hidup itulah atta
Memuji
tak terbayar
Oelh
lelahnya tubuhmu
Kerut-kerutan
yang bertambah karena bocahmu
Air
mata sedih ketika melihat bocahmu sakit
Kaulah
attaku yang kukasih
Mama…
Aku
kini telah dewasa
Aku
hanya sebentar meninggalkanmu
Janganlah
menangis
Aku
akan kembali dengan membawa toga yang kau dambakan
Ma..
aku mohon berhentilah menangis
MAMA
Oleh : Nur Azisah
Mama..
Kau itu
sebenarnya apa?
Apakah
bidadari yang dikirimkan Allah kepadaku?
Ataukah
sesosok kartini kedua dihidupku?
Mama..
Kau itu
seperti apa?
Aku
merasa kau bagaikan buku pedoman yang selalu menemaniku
Yang
mengingatkan hatiku untuk menjaga diri disini..
Mama..
Kau ini
untuk siapa?
Aku
pikir kau mendedikasikan jiwamu untuk Allah
Dan
menjual dirimu kepada keluarga yang engkau cintai
Mama..
Kau
ini apa?
Kau
begitu kuat,
Jauh
lebih kuat dari Ayah..
Hati
dan jiwamu bagai sebuah gembok yang begitu kokoh
Yang
aku harap tak akan goyah
Cinta katanya indah
Oleh : Nur Azisah
Mengapa
aku?
Mengapa kamu?
Mengapa
harus engkau yang kucinta
Cinta
ini benar sakitnya
Cinta
katanya indah
Tapi..
akhirnya begitu pedih
Seakan
merobek jantung ini
Seakan
siap menarik nyawa meninggalkan raga
Iya..
Cinta
memang indah
Tapi
hanya pada awalnya
Tetapi
ketika kau tau bahwa anganmu tak akan terjadi
Kau akan
terjatuh lalu mati
Dan..
Orang-orangpun
menertawaimu
Sembari
mengejekmu karena bodoh jatuh cinta pada kaktus itu.
Jika hanya dengan melihatmu
Oleh : Nur Azisah
Jika
dengan melihatmu aku sebahagia ini
Akan
aku tutup semua jendela rumahku
Lalu
kutatap kau dari balik jendelaku tanpa terganggu
Oleh
bunyi kikuk merpati
Jika
dengan memandangmu
Menjadikan
aku sebahagia ini
Maka
aku tidak ingin tertidur lagi
Agar
tidak terlewatkan oleh ekspresi bunyi ketukan cintamu
Jika
hanya dengan melihatmu hatiku ingin meledak
Karena
bahagia
Maka
akan kututup mataku
Lalu
bersiap untuk mendengar suaramu
Agar
aku dapat mati dengan bahagia.
Nikmat senja dikala pagi
Oleh: Nur Azisah
Menikmati nikmat tuhan
Dikala orang-orang masih sibuk
bercengkrama bersama tidur mereka
Keindahan yang hanya tampak ketika
matahari masih setengah
Mempesona membuat mulut menganga
Andaikan aku diberi waktu yang
banyak menikmatinya
Nikmat tuhan yang begitu indah
Andaikan aku dapat meminta
Aku tidak ingin menari bersama
orang-orang lagi
Menarikan tarian penyambutan setan
Celetukan dari panasnya api neraka
Terpatri jelas di dunia nyata
Andai kau dapat melihatnya
Pasti kau akan memilih untuk diam,
dan
Menikmati senja dikala pagi tiba
Tirai
pelangi cintaku
Oleh:
Nur Azisah
Seputih air susu dipagi hari
Sebiru langit diwaktu siang
Semerah bunga mawar yang baru mekar
dipot bunga kamarku
Seindah itulah cintaku padamu
Hai kau pujangga hatiku
Pangeran didalam mimpiku
Berjuta kali kuucapkan
Aku mencintaimu
Senyummu membawa angin-angin cinta
didalam sukmaku
Suaramu yang membuatku terbawa dalam
imajinasi terindah didalam hidupku
Tatapanmu yang begitu teduh dan
lembut
Meyakinkanku bahwa engkaulah tirai
pelangi cintaku
0 komentar:
Posting Komentar