Beberapa waktu yang lalu ada
kemungkinan Anda pertama kali terpapar
dengan afasia. Pada awalnya
afasia memicu pertanyaan seperti: apakah
afasia itu, bagaimana afasia
terjadi, dan persoalan-persoalan apa saja
yang mengikuti afasia ?
Apakah afasia?
Setiap orang menggunakan bahasa. Berbicara, memperoleh
kata-kata
yang tepat, memahami sesuatu, membaca, menulis, dan
melakukan
isyarat adalah merupakan bagian dari penggunaan bahasa.
Ketika satu
atau lebih dari penggunaan bahasa tidak lagi berfungsi
dengan baik
(yang dikarenakan oleh cedera otak), maka kondisi tersebut
dinamakan
afasia. Afasia, A (= tidak) fasia (= bicara) berarti seseorang
tidak dapat
lagi mengungkapkan apa yang dia mau. Dia tidak bisa lagi
menggunakan
bahasa. Selain afasia, dapat terjadi kelumpuhan dan/atau
masalahmasalah
sehubungan dengan
- kemampuan melakukan sesuatu secara sadar
- kemampuan mengamati situasi di sekelilingnya.
- konsentrasi, pengambilan inisiatif, dan kemampuan
mengingat.
Penderita tidak dapat melakukan dua hal pada waktu yang
bersamaan.
Banyak orang mengalami frustrasi saat berlibur di negara
lain. Frustrasi
tersebut berasal dari ketidakmampuan mengungkapkan dengan
jelas
apa yang mereka maksudkan atau tidak sepenuhnya mengerti
apa yang
dikatakan oleh orang lain. Kita menyadari hal itu juga
terjadi di negara-negara dimana kita mengira kita menguasai bahasa lokal dengan
baik.
Sebagai contoh pada saat mengunjungi dokter di negara
tersebut. Di
negara-negara dimana penguasaan bahasa lokal kita kurang
baik,
kemungkinan komunikasi kita dengan penduduk lokal menjadi
terbatas.
Terkadang untuk mendapatkan makanan persis seperti yang
sangat kita
inginkan, tidak selalu berhasil. Para penderita afasia
mengalami halhal
seperti ini sehari-hari. Dengan demikian, Afasia adalah
gangguan
kemampuan berbahasa. Tidak ada dua orang penderita afasia
yang
persis sama. Afasia berbeda dari satu orang dengan yang
lain. Tingkat
keparahan dan luasnya cakupan afasia tergantung dari lokasi
dan
keparahan cedera otak, kemampuan berbahasa sebelum afasia,
dan
kepribadian seseorang. Beberapa penderita afasia dapat
mengerti bahasa
dengan baik, tetapi mengalami kesulitan untuk mendapatkan
kata-kata
yang tepat atau membuat kalimat-kalimat. Penderita yang
lain dapat
berbicara panjang lebar, tetapi apa yang diucapkan susah
atau tidak dapat dimengerti oleh lawan bicaranya. Penderita seperti ini sering
mengalami masalah besar dalam memahami bahasa. Kemampuan berbahasa dari kebanyakan
penderita afasia berada di antara dua situasi tadi. Perlu diingat: seseorang
yang menderita afasia secara umum memiliki kapasitas intelektual yang penuh!
Indonesian
Hampir selalu setelah terjadi afasia, secara spontan
terjadi pemulihan
kemampuan berbahasa. Jarang atau tidak pernah terjadi
pemulihan
penuh. Namun dengan banyak melakukan latihan, selalu
mencoba, dan
tetap bertahan, pada akhirnya akan mendapatkan perbaikan.
Terjadinya afasia
Afasia disebabkan oleh cedera otak. Penyebab cedera otak
pada
umumnya disebabkan oleh kelainan pada pembuluh darah.
Kelainan
tersebut juga dinamakan pendarahan otak, gangguan pembuluh
darah
otak, atau geger otak. Istilah medisnya adalah CVA, Cerebro
(= otak)
Vasculair (= pembuluh darah) Accident (= kecelakaan).
Penyebab lain
terjadinya afasia adalah trauma (cedera pada otak karena
kecelakaan,
misalnya kecelakaan lalu lintas) atau tumor otak.
Otak kita membutuhkan oksigen dan glukosa untuk dapat
berfungsi. Jika
terjadi CVA atau gangguan lainnya yang menyebabkan
terganggunya
sistem aliran darah di otak, maka lambat laun sel-sel otak
di bagian
tersebut akan mengalami kematian. Di otak terdapat berbagai
bagian
dengan fungsi yang berbeda-beda. Pada kebanyakan orang,
bagian untuk
kemampuan menggunakan bahasa terdapat di sisi kiri otak.
Jika terjadi
cedera pada bagian bahasa di otak, maka terjadi afasia.
Permasalahan apa
saja yang dapat terjadi jika mengalami afasia?
Sangat jarang terjadi seseorang hanya menderita afasia.
Sering bagian
otak lainnya juga ikut terpengaruh. Contoh hal-hal yang
timbul sebagai
permasalahan tambahan dari afasia:
- kelumpuhan separuh badan (hemiplegie, hemi = separuh,
plegie =
kelumpuhan). Penderita afasia biasanya mengalami kelumpuhan
separuh tubuh sebelah kanan. Pengontrolan otot-otot pada
satu sisi
tubuh rusak. Hal ini mengakibatkan ketidakharmonisan kerja
otototot
tersebut.
- Kegagalan dari separuh jangkauan penglihatan
(hemianopsie,
hemi= setengah, opsie = melihat). Pada umumnya mereka dapat
melihat dengan baik semua yang terletak di sisi bagian
tubuh yang
sehat. Segala sesuatu yang terletak di sisi bagian tubuh
yang
mengalami kelumpuhan, tidak dapat dilihat dengan baik.
- Ketidaktahuan akan bagaimana melakukan hal-hal tertentu
(apraxie, a = tidak, praxie = melakukan). Hal-hal sederhana
seperti
berpakaian, makan, dan minum tidak dapat lagi dilakukan
secara
sadar. Seseorang yang mengalami apraxie tidak dapat
melakukan
sesuatu secara sadar. Misalnya jika dia diminta mematikan
lilin. Padahal dia dapat secara otomatis mematikan korek
api di
tangannya jika korek api itu akan membakar jari-jarinya.
- Permasalahan sehubungan dengan makan, minum, dan menelan
(dysfagie, dys = tidak baik, fagie = menelan). Cedera otak
dapat
menyebabkan kelumpuhan otot mengunyah dan menelan, menjadi
sangat sensitif atau tidak sensitif sama sekali. Hal ini
menyebabkan
makan dan minum sulit untuk dilakukan. Kelumpuhan dan mati
rasa
di bagian pipi dapat menyebabkan keluarnya ludah dari sudut
mulut
tanpa disadari.
- Persoalan dengan ingatan. Untuk dapat mengingat
informasi,
bahasa memainkan peranan yang besar. Kesulitan menggunakan
bahasa mengakibatkan seolah-olah ingatan tidak lagi bekerja
dengan baik. Oleh karena itu selalu tulis beberapa
kata-kata kunci.
Hal ini akan memudahkan penderita afasia untuk mengingat
hal-hal
tersebut.
- Berbeda dalam merespon sesuatu. Terkadang cara merespon
mereka sebelum dan sesudah mengalami pendarahan otak sangat
berbeda. Mengontrol pengungkapan emosi menjadi semakin
sulit
dilakukan. Seseorang bisa menjadi lebih sering tertawa atau
menangis. Dan untuk bisa berhenti harus dengan susah payah.
- Epilepsi. Ketika otak yang mengalami cedera memulih, di
otak
akan terdapat parut luka. Terkadang parut ini menyebabkan
kortsleting/arus pendek di otak. Hal ini menyebabkan tubuh
kejang,
dapat menyulitkan pernapasan, dan bahkan dapat sampai
pingsan.
Serangan epilepsi ini berlangsung hanya beberapa menit,
tetapi
terjadi secara mendadak. Hal ini terkadang menimbulkan
schok
yang berat pada si penderita dan keluarganya.
Daftar permasalahan yang mengikuti afasia yang diberikan di
atas tentu
saja tidak lengkap. Sebab afasia dan permasalahan yang
mengikutinya
berbeda pada setiap orang. Setiap permasalahan yang
disebutkan di atas
dapat terjadi seiring dengan afasia, tetapi tidak harus
selalu demikian.
Penanganan afasia
Banyak penderita afasia pernah dirawat dalam periode
tertentu di rumah sakit. Opname di rumah sakit biasanya dilakukan setelah
terjadi cedera otak. Setelah keluar dari rumah sakit, banyak dari mereka yang
masih membutuhkan penanganan lanjutan. Tidak selalu jelas kepada siapa mereka
bisa datang untuk mendapatkan pertolongan. Dapatkan informasi dari dokter yang
menangani Anda mengenai kemungkinan penanganan yang tersedia untuk Anda di
lingkungan Anda. Penanganan afasia hampir selalu diteruskan ke ahli logopedia
(= seseorang yang ahli dalam bidang komunikasi). Secara prinsipil setiap
penderita afasia akan mendapatkan penanganan logopedia. Lamanya penanganan
tergantung pada beberapa hal termasuk pulihnya afasia dan kemungkinan-kemungkinan
serta pengaturan di negara dimana Anda tinggal.
Pedoman untuk
berkomunikasi
Afasia mengubah cara seseorang dalam memahami sesuatu atau
bersikap. Dengan memanfaatkan secara optimal kemungkinan
komunikasi
yang masih ada, lingkungan penderita afasia masih bisa
berkomunikasi
dengannya. Seseorang yang menderita afasia berat sering
hanya dapat
mengerti kata-kata penting dari sebuah kalimat. Dia hanya
bisa mengerti
‘kata-kata kunci’. Mengerti dengan menggunakan kata-kata
kunci
dapat menimbulkan salah pengertian. Pesan yang ingin
disampaikan
disalahartikan. Hal ini timbul dari kombinasi kata-kata
kunci dengan
pengetahuan umum mengenai subyek tertentu. Terkadang kita
mengira
bahwa kita dan penderita afasia mengerti dengan baik satu
sama lain.
Reaksi yang timbul kemudian menunjukkan hal yang berbeda.
Ketika Anda ingin
memberitahukan sesuatu kepada penderita afasia
- Luangkan waktu khusus untuk percakapan tersebut. Duduk
tenang
dan buat kontak mata.
- Jika Anda merasa tidak yakin dengan percakapan tersebut,
mulai
dengan sesuatu yang sederhana mengenai diri Anda. Setelah
itu
ajukan pertanyaan yang jawabannya ingin Anda ketahui.
- Bicaralah dengan tenang dengan menggunakan
kalimat-kalimat
pendek. Berikan penekanan pada kata-kata yang paling penting.
- Tuliskan kata-kata yang paling penting. Ulangi pesan yang
ingin
Anda sampaikan dan berikan tulisan tersebut kepada pasien
afasia. Pasien afasia dapat menggunakan tulisan tersebut
untuk
membantu ingatannya atau sebagai alat bantu komunikasi.
- Bantu penderita afasia mengungkapkan permasalahannya
dengan
menggunakan bahasa isyarat, menggambar, atau menulis atau
minta dia untuk juga menunjuk, memberikan isyarat,
menggambar,
atau menuliskan permasalahannya. Sama-sama mencari di buku
saku bahasa atau buku percakapan.
Ketika penderita
afasia ingin memberitahukan sesuatu kepada Anda
Pertama-tama harus jelas mengenai siapa yang dibicarakan,
apa yang
terjadi, dan dimana atau kapan kejadian itu berlangsung.
Sangat penting
bagi Anda untuk mengajukan pertanyaan yang tepat, inventif,
dan sebisa
mungkin dilakukan dengan sistematis. Coba untuk selalu
memberikan
pertanyaan pilihan. Tuliskan pilihan yang salah satunya
harus atau dapat
dipilih, berdekatan satu sama lain.
Alat bantu
komunikasi
Di banyak negara terdapat buku menunjuk-gambar khusus. Di
dalamnya
terdapat kata-kata dan gambar-gambar. Dengan menunjuk
kata-kata dan gambar, seseorang bisa memperjelas apa yang dia maksudkan. Minta
informasi dari dokter atau ahli logopedia Anda mengenai
keberadaan alat
bantu seperti itu di negara Anda. Jika tidak ada, Anda
dapat membuat
sendiri buku komunikasi seperti itu. Di dalam buku tersebut
Anda dapat
menempelkan foto-foto atau gambar-gambar yang penting bagi
penderita afasia. Dengan demikian pembicaraan mengenai suatu kejadian dapat dilakukan
dan perasaan dapat diungkapkan.
Dengan menggunakan buku menunjuk, Anda dan penderita afasia
bersama-sama mencari konteks yang penting untuk pembicaraan
tersebut. Pastikan Anda mempunyai kertas dan pulpen untuk
hal
ini. Anda dapat membuat daftar kata-kata yang paling
penting dalam
pembicaraan tersebut. Hal ini akan memudahkan mengikuti dan
mengingat isi pembicaraan tersebut.
Kesabaran
mengalahkan segalanya
Melakukan pembicaraan dengan seorang penderita afasia
menuntut
banyak waktu dan kesabaran. Terlepas dari tip-tip di atas,
dapat terjadi
bahwa pada akhirnya Anda tidak sepenuhnya mengerti isi
pembicaraan
tersebut. Biarkan pembicaraan itu mengendap untuk beberapa
waktu dan
setelah itu coba sekali lagi. Kemungkinan Anda akan lebih
berhasil!
Sumber Referensi :
Anonim. http//:google.com.Diakses pada tanggal 8 Mei 2012